Bandung, 13 Juli 2023 – Dalam upaya mempelajari praktik terbaik untuk terus meningkatkan mutu layanan akademik dan non-akademik, FEB Unpad melaksanakan International Quality Benchmarking 2023 dengan Universiti Malaya (UM) (QS WUR #65) khususnya Corporate Performance Centre (CPC) UM untuk mempelajari strategi untuk meraih capaian tinggi pada perangkingan internasional serta perangkingan by subject di bidang ekonomi dan bisnis (By subject Accounting & Finance, Business & Management Studies #90, Economics & Econometrics #111). Selain ranking tinggi, UM dipilih sebagai partner benchmark karena kedekatan kultur sehingga diharapkan perbaikan berkelanjutan yang dilakukan dapat lebih efektif dan realistis dilakukan oleh FEB Unpad.
Kegiatan benchmarking berlangsung melalui seminar dan focus group discussion yang dilaksanakan di LEAD Building Kampung FEB Unpad Jatinangor, 11-12 Juli 2023. Narasumber utama adalah Assoc. Prof. Dr. Ahmad Zabidi bin Abdul Razak sebagai Director of Corporate Performance Centre (CPC) Universiti Malaya yang bertanggung jawab meramu strategi untuk meraih performa berkualitas tinggi di UM termasuk pencapaian KPI dan perangkingan.
Pada hari pertama, seminar dilakukan dengan dihadiri pengelola FEB Unpad serta perwakilan Satuan Penjaminan Mutu dan kepala-kepala unit penjaminan mutu berbagai fakultas di Unpad. Kegiatan dibuka oleh Dekan FEB Unpad Prof. Dr. Nunuy Nur Afiah. Bertindak sebagai moderator Alfiah Hasanah, PhD (Manajer Pembelajaran Kemahasiswaan dan Alumni). Paparan diawali dengan perkenalan Unpad dan FEB Unpad oleh Wakil Dekan I Prof. Maman Setiawan, PhD dilanjutkan mengenai maksud dan esensi kegiatan oleh Kepala Unit Penjaminan Mutu, Budi Harsanto, PhD. Budi menyampaikan bahwa dalam literatur, benchmarking berarti kegiatan perbaikan berkelanjutan dengan mempelajari organisasi lain yang telah menerapkan praktik baik atau praktik terbaik di bidangnya.
Narasumber utama kemudian memberikan dengan penekanan beberapa kali bahwa “UM tidak bekerja untuk ranking, tetapi bagaimana aktivitas sehari-hari berkontribusi pada ranking.” Milestone penting yang dilewati oleh UM adalah tahun 2000-2002 melalui NADI program yang fokus pada people yang dilanjutkan dengan membangun business process clarity melalui ISO9000 pada tahun 2002 sebagai fondasi yang dipelihara hingga saat ini. Partisipan bertanya berbagai hal termasuk cara untuk meraih inbound international students dimana UM dengan student body sekitar 20 ribu memiliki international students lebih dari 4 ribu mahasiswa.
Selanjutnya pada hari kedua, FGD dilakukan oleh dekanat FEB Unpad untuk melakukan pendalaman dengan paparan awal dari Wakil Dekan II Dr. Kurniawan Saefullah. Dari pertukaran pengalaman, terdapat banyak persamaan seperti tahun pendirian yang tak jauh berbeda, bahasa pengantar yang mix bahasa nasional dan internasional, adanya sistem KPI dan insentif, serta adanya value universitas dan fakultas. Di antara yang unik di UM adalah bahwa research culture sangat kuat sehingga relatif tidak ada issue mengenai produktivitas riset, core value yang menjadi bagian KPI, kewajiban support staff membaca 5 buku per tahun, juga insentif publikasi yang diberikan per halaman, tidak per judul sebagaimana umum dilakukan. Pada akhir sesi, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat banyak insight dari kegiatan international quality benchmarking ini dengan beberapa masukan strategis untuk improvement di FEB Unpad adalah alignment yang lebih jelas dan kuat antara kriteria/indikator ranking dengan KPI FEB serta sistem peraihan KPI di FEB Unpad yang perlu lebih detail dan data-driven

